Oleh Kairul Amri
Terdapat bayak Mukjizat-mukjizat yang
diingkari oleh kaum musyrik disebabkan kedengkian mereka terhadap islam,
Di antaranya adalah Mukjizat Peristiwa terbelahnya Bulan yang
disebutkan dalam Al-Quran di Zaman Rasulullah Saw atau 14 Abad yang
lalu:اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ * وَإِنْ يَرَوْا آَيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ * وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ
Artinya : “Telah dekat datangnya Hari
Kiamat dan Bulan telah terbelah * Dan jika mereka (orang-orang
musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata:
“(Ini adalah) sihir yang terus menerus” * Dan mereka mendutakan (Nabi)
dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada
ketetapannya” [القمر: 1-3]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِشِقَّتَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ” اشْهَدُوا ”
Artinya : “Dari Abdullah Berkata bahwa Bulan terbelah menjadi dua bagian di zaman Rasulullah, kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Saksikanlah” [HR. Muslim : 7249]
Dalam diriwayat lain dijelaskan bahwa
Ketika kaum Kafir Makkah meminta Rasulullah untuk memperlihatkan
tanda-tanda kebesaran Allah serta menguji kebenaran Risalah baginda
Rasulullah dengan memintanya Membelah Bulan, maka Allah Swt mengabulkan
Doa beliau hingga pada malam hari tampaklah bulan terbelah menjadi Dua
bagian, di mana bagian lainnya berada di sisi Gunung Safa dan bagian
lainya di sisi Gunung Qaikaan dan terlihat di antaranya bukit Hira, tapi
mereka – Kafir Makkah – malah mengingkari Mukjizat tersebut dan
berkata: “Muhammad telah Menyihir Kita”, kemudian sebagiannya berkata:
“ jika benar kita tersihir dia tidak akan bisa menyihir semua manusia
Maka tunggulah sampai datang berita dari Orang-orang yang melakukan
perjalanan jauh, ketika mereka (para Musafir) tiba mereka pun mengatakan
bahwa mereka menyaksikan hal yang serupa. Tetapi Kaum Kafir Makkah
tetap mengingkari Mukjizat tersebut dan berkata : “…(Ini adalah) sihir
yang terus menerus”.
Beranjak Dari berbagai Riwayat yang
serupa, kita dapat meyimpulkan bahwa kejadian itu tidak hanya disaksikan
oleh kaum Kafir Makkah saja tetapi Manusia yang berada di tempat selain
Makkah pun pada waktu itu dapat menyaksikan peristiwa itu seperti yang
dilakukan oleh Abu Jahal bahwa dia pernah menunggu para pedagang yang
berdatangan dari berbagai Negeri jauh (seperti Syam) untuk menanyakan
Peristiwa tersebut, maka mereka juga menyaksikan hal tersebut.
Bagaimana Islam masuk ke India?
Terdapat sebuah wawancara dengan Raja
Valiyathampuram (87 tahun) dari Kodungallur di Central Kerala, beliau
adalah keturunan dari Raja Cheraman Perumal (India pertama yang memeluk
Islam pada awal abad ke-7), jika berbicara dengannya seakan berbicara
mengenai sejarah, Dalam wawancaranya bersama AU Asif (Pewawancara)
tersebut beliau sempat ditanya: apakah benar Islam masuk ke India
melalui Mukjizat pembelahan Bulan yang dilakukan Oleh Nabi Muhammad atau
Islam masuk ke India tidak dengan Pedang ?
Beliau menanggapi pertanyaan itu dengan
menjelaskan bahwa: awal masuknya Islam ke India disebabkan peristiwa
Bulan terbelah yang pada suatu malam, saat sang Raja bersama Istrinya
berada di atas Istana tiba-tiba mereka menyaksikan Bulan yang terbelah
menjadi dua bagian. Lewat para pengembara dan pedangang dari berbagai
Negeri asing sang Raja pun akhirnya tahu bahwa kejadian itu merupakan
Mukjizat Nabi Muhammad yang berada di Jazirah Arab.
Maka Sang Raja pun pergi menemui
Rasulullah Saw setelah membagi-bagikan harta kerajaannya dan menunjuk
putranya menjadi Gubernur serta membagikan tanahnya kepada para pemimpin
Lokal untuk menjamin kesejateraan kehidupan Kerajaannya.
Beliau masuk Islam di tangan Rasulullah
Saw yang disaksikan oleh Abu Bakar Radiallahu Anhu dan mengganti namanya
menjadi Tajuddin, Sang Raja meninggal dalam perjalanan kembali ke India
dan dimakamkan di jalan di tepi Laut Arab. Dikatakan bahwa sang Raja
Muslim ini telah mengirim Surat kepada para menteri lokal kerajaannya
lewat Malik bin Dinar sahabat Nabi.
Dalam suratnya Beliau berwasiat bahwa si
pembawa surat ini harus mendapat perhatian ekstra, penjamuan dan
memuliakannya serta mengizinkannya untuk membangun masjid di Negeri
India pada saat itu. Karena menghormati Raja Cheraman, Penguasa Kerala
membagun Masjid (dibangun pada awal abad ke-7) di Kodungallur yang
dikenal sebagai Masjid Malik Cheraman.
Sampai sekarang masjid tersebut masih
ada, seperti yang dijelaskan oleh Raja Valiyathampuram bahwa masjid itu
adalah masjid tertua di India yang namanya diambil dari Cheraman Perumal
dan Malik Ibn Dinar, dan digabungkan menjadi `Masjid Malik Cheraman`.
Pemimpin pada waktu itu memudahkan urusan Malik Bin Dinar R.a untuk
menyebarkan Islam di India dengan kebenaran Mukjizat terbelahnya Bulan.
Seperti yang diceritakan bahwa Malik Bin
Dinar wafat di Kasaragod yang kini bernama Karnataka. Raja Cheraman dan
Malik Bin Dinar keduanya dikuburkan sisi Laut Arab di mana satunya di
Saalala di Oman dan satunya lagi ada di Kasaragod di India. Dengan kata
lain, kuburan mereka terhubung dengan air laut.
Manuskrip Kuno
Juga hal yang sama dialami oleh bangsa
dan kebudayaan-kebudayaan lain sebagian dari mereka mencatat keajaiban
peristiwa itu, seperti yang terdapat dalam manuskrip Madrid dan
Manuskrip Bangsa Maya kuno dalam Ilmu perbintangan.
Sejak dahulu bangsa Maya dikenal sangat
mengemari Ilmu Astronomi dan merupakan salah satu negeri yang maju dalam
bidang ilmu tersebut. Tetapi dalam salah satu Manuskripnya menunjukkan
bahwa Mereka (Bangsa Maya) Menganggap di Bulan telah terjadi gempa dan
memyebabkan terbelahnya Bulan menjadi dua bagian.
Peristiwa pembelah Bulan tercatat dalam
Manuskrip Pasir dan India pada waktu yang berdekatan yaitu awal abad
ke-7 Masehi dan Sejarawan juga mengatakan bahwa di salah satu Kuil Kuno
di Cina tertulis mengenai peristiwa itu.
Teks bahasa Inggris pada gambar :
At the
top of page 139 in the 1997 Maya Hieroglyphic Forum, the dot and bar
numbers have been inserted as corrections for the tops of the other
columns (missing in V and K’s works). On the basis of the number
sequences, the date of the first (and, what I am surmising, was the
original change) is 9.9.9.16.0 or the Gregorian date of 9 February 623
(the Julian date calculated the 6th of February, that same year).
Dalam naskah diatas menujukkan tahun 623
Masehi, sesuai dengan jumlah waktu menetap Rasulullah Saw di Makkah
sebelum Hijrah ke Madinah. Rasulullah Saw dilahirkan pada Tahun 570 atau
571 Masehi, kemudian hidup di Makkah selama 53 tahun (40 sebelum
menjadi Rasul + 13 setelah diangkat menjadi Rasul)
Jika pada tahun 571 (kelahiran Nabi) + 53 ( kehidupan Nabi selama di Makkah sebelum Hijrah)
Atau Tahun 623 Masehi : Jika kita mulai
menghitungnya pada tahun 570 Masehi.. Persis dengan tahun yang
disebutkan dalam Naskah bangsa Maya di atas, serta tahun di mana
terjadinya Peristiwa tebelahnya Bulan di Akhir-Akhir tahun Rasulullah
berada di Makkah sebelum Hijrah.
Penemuan ilmuwan NASA
Ilmuwan NASA Telah mengungkapkan bahwa di
bulan terdapat celah dengan panjang beberapa ratus kilometer, kemudian
mereka pun menemukan beberapa celah lain di permukaan Bulan yang sampai
sekarang belum diketahui penyebab retakan tersebut, beberapa Ilmuwan
lain beranggapan bahwa celah tersebut bekas dari cairan Lava hanya saja
spekulasi ini sebatas teori yang tidak terbuktikan, terdapat Sejumlah
besar celah pada permukaan bulan, dan beberapa di antaranya
mensimulasikan `Retakan yang tersambung` seolah-olah kita berada di
depan permukaan logam retak kemudian merapat!, Ilmuwan NASA menyebut
fenomena ini sebagai: `rilles are still a topic of research` yang
berarti fenomena celah ini masih dalam proses penelitian, Bahkan hingga
sekarang pun celah ini masih membingungkan para ilmuwan dalam
menjelasan penyebabnya, dan semua teori yang mereka kemukakan jauh dari
kenyataan gambar yang diperoleh oleh NASA.
Para Ilmuwan NASA telah memperoleh
sejumlah besar gambar dari fenomena celah di Bulan yang justru
membingungkan para Ilmuwan untuk menemukan penjelasan logis atau ilmiah.
Ada banyak gambar yang seolah-olah yang
menyimulasikan bekas las Logam! para peneliti kebingungan menyaksikan
celah ini, sebagian berpendapat bahwa pada jutaan tahun yang lalu
terdapat cairan Lava di permukaan Bulan yang meninggalakan bekas celah
tersebut, tetapi anggapan itu segera terbantahkan Karena bekas Lava yang
terdapat di permukaan Bulan sangat jauh berbeda dengan bekas Lava yang
ada di Bumi, dan tidak tampak bekas hancur dan ambruk pada bagian celah
Bulan, tetapi celah ini memiliki sisi yang tajam seakan bekas retakan.
Pada Umumnya lava yang tedapat pada gunung berapi sama dengan Lava yang
ada di celah retakan kerak Bumi akan tetapi terdapat perbedaan mendasar
antara celah Bumi dan celah Bulan, yaitu bentuk celah Bulan tampak halus
dan Lunak seakan terbentuk dengan terampil.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan
oleh American Geophysical Union pada tahun 1970, disebutkan bahwa
penyebab terbentuknya Celah pada Bulan tesebut bertentangan dengan
teori-teori yang dikemukakan para Ilmuwan, dan diantara Laporan itu
terdapat sebuah penjelasan dari seorang Insinyur bernama Ralph Juergens
yang menjelaskan Bahwa sebelumnya telah terjadi sengatan Listrik yang
sangat Kuat meyerupai sambaran Petir yang mengenai Bulan sehingga
menyebabkan keretakan kemudian retakan itu tertutupi dan membentuk
struktur las Listrik seperti pada dua potongan logam yang tersambung
oleh tenaga listrik.
Seseorang Mungkin berkata: bagaimana
mungkin Bulan bisa terbelah menjadi dua bagian, bisakah itu terjadi?
Lalu kenapa Bulan tidak runtuh? bahkan mereka pun akan berkata : jika
benar terjadi, peristiwa ini sangat bertentangan dengan Hukum Fisika,
gravitasi dan alam semesta?
Jadi Kesimpulan dari permasalahan Ilmiah
ini: Bahwa terdapat berbagai Mukjizat yang tidak dapat ditafsirkan
dengan kekuatan Logika maupun kemajuan Sains, yaitu Mukjizat yang Allah
Swt Khususkan kepada para utusan-Nya seperti Mukjizat tongkat Nabi Musa
A.s yang berubah menjadi ular dan Nabi Isa A.s yang dapat menghidupkan
orang mati atau Mukjizat-Mukjizat yang dimilik para Nabi dan Rasul yang
serupa dengannya….maka keajaiban-keajaiban seperti ini mustahil untuk
ditafsirkan secara Ilmiah, karena hanya dengan imanlah seseorang bisa
menjustifikasikan kebesaran mukjizat itu.
No comments:
Post a Comment