Bangsa
Arab menyebutnya Jahil. Diterjemahkan menjadi bodoh. Tapi saya lebih
suka menyebutnya tolol. Toh tolol juga merupakan bagian dari bahasa
Indonesia.
Lagi heboh-hebohnya Lady Gaga dan Irshad
Manji (jikan). Dua perempuan yang menyebarkan ide ketololan dimuka bumi
ini. Yang anehnya, ada saja makhluk yang menyebut dirinya manusia
bisa-bisanya kagum serta terinspirasi dari ketololan mereka berdua. Maka
bisa dikatakan pengikut dua perempuan ini hanyalah segelintir
orang-orang tolol yang masih eksis di muka bumi ini.
Irshad Manji, perempuan lesbi beragama
Islam yang mendakwa dirinya adalah seorang mujtahidah. Mengajak orang
untuk tidak taqlid pada ulama besar. Tapi harusnya taqlid sama dia.
Orang awam yang tak bodoh pun tahu bahwa ide-ide dia hanya sebuah
ketololan. Mengaku mujtahidah tapi tak ada satu pun kitab tentang ushul
fiqh yang pernah ia buat. Jangankan menulis mungkin untuk membaca satu
saja dari sekian banyaknya kitab ushul fiqh diragukan kebenarannya.
Berkoar-koar bahwa lesbi boleh yang
penting bertaqwa. La Haula Wa La Quwwah Illa Billah. Bicara taqwa
sedangkan ia sendiri tak paham makna taqwa. Bukankah Taqwa itu
mengerjakan perintahNya dan menjauhi LaranganNya??. Bocah ibtidaiyyah
saja tahu hal dasar semacam ini.
Lady Gaga, sama-sama perempuan. Sama-sama
mengkampanyekan homo dan lesbi. Yang membedakan hanya agama saja. Sudah
masyhur bahwa perempuan ini merupakan Ratu Illuminati di abad modern
ini. Penampilan seronok serta lirik-lirik lagunya yang sangat
menjijikan. Tapi anehnya tiket konsernya ludes hanya dalam waktu
berhari-hari. Ya, sebuah fenomena ketololan yang sangat nampak dan jelas
ada di depan mata.
Ketololan tidak hanya tak bisa membaca,
menulis, berhitung atau ukuran angka lainnya. Bukankah Nabi Muhammad
Sholallahu ‘alayhi wasallam seorang ummy. Tapi kecerdasannya jauh
melampui orang yang hidup sebelumnya ataupun sesudahnya. Karena
ketololan bermakna tidak mengenal yang haq, bahkan meragukan serta
menjauh dari al haq. Makanya virus ketololan ini bisa saja menyerang
Professor yang katanya paling pintar sekalipun. Atau orang-orang yang
mengaku katanya open minded pada zaman penuh fitnah ini.
Bahkan di Al Quran kisah orang-orang
tolol ini disebut dengan gelar kebesarannya. Misal Firaun yang mengaku
Tuhan. Firaun adalah gelar raja untuk kerajaan mesir kuno saat itu.
Mengaku tuhan adalah sebuah ketololan yang paling besar. Ataupun Abu
Lahab yang menolak kenabian keponakannya sendiri. Yang ia sudah kenal
betapa mulianya akhlaq dari Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alayhi Wa sallam
sedari kecil.
Al Quran pun kitab untuk orang-orang yang
berakal. Banyak ayat di Al Quran mengajak manusia untuk berpikir,
berpikir, dan berpikir. Dan hanya Al Quran-lah kitab yang paling benar
dimuka bumi ini. Hal itu sudah digaransi oleh Allah di awal-awal Al
Quran. La Royba Fiih, Tak ada keraguan didalamnya.
Apa ada satu penulis di kolong langit ini
yang berani mengklaim bahwa bukunya paling benar?? Jawabnya Nihil alias
nol besar. Jadi kebalikannya jika Al Quran tak dipakai, bahkan dihujat
atau diragukan dan dianggap kuno dsb. Maka dapat dipastikan 100%
orang-orang tadi ketololannya murokkab (kuadrat) bahkan lebih.
Sungguh jelas dan terang benderang firman Allah Ta’ala dalam surat al a’rof 138 :
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُمْ قَالُوا يَا
مُوسَى اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
Dan kami selamatkan Bani Israel
menyebrangi lautan itu. Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang
tetap menyembah berhala, mereka (bani Israel) berkata “Wahai Musa
Buatkanlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka
mempunyai beberapa tuhan (berhala). Musa menjawab sungguh kamu sekalian
orang-orang bodoh
Inilah tabiat Israel yang pernah terekam
di Al Quran. Rasa-rasanya hampir mirip dengan kondisi bangsa kita. Di
ayat tersebut dijelaskan bahwa setelah Bani Israel diselamatkan oleh
Allah dari penjajahan Firaun. Bukannya mereka bersyukur, mereka malah
berlaku kurang ajar dengan meminta tuhan baru kepada Nabi Musa alayhi
salam.
Ironis, bukankah di pembukaan UUD 45 kita
sudah mengakui dengan tulus bahwa kemerdekaan kita berkat Rahmat Allah
Yang Maha Kuasa. Kemerdekaan bangsa ini dari penjajahan bangsa asing
merupakan hadiah dari ALLAH. Dan sama sekali bukan hadiah dari DAJJAL.
Apa bedanya pemikiran Irshad Manji dan
Lady Gaga sebagai sebuah sesembahan yang baru. Inilah potret sebagian
orang tolol di negeri kita. Mereka agung-agungkan kalam dua perempuan
tadi. Mereka puja setinggi langit. Berkata mereka dengan tingkah lakunya
“Persetan jika bertentangan dengan agama”. Bahkan mengaku dengan
tololnya bahwa mereka- orang-orang tolol tadi- merasa tercerahkan dari
pemikiran-pemikiran tolol Lady Gaga ataupun Irshad Manji.
Balik ke ayat tadi. Dan alasannya pun
sepele. Dikarenakan mereka bani Israel melihat kaum lain yang sedang
menyembah sebuah berhala. Dikatakan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa kaum
itu adalah Kan’an. Yang ketika itu peradabannya lebih maju beberapa
tingkat ketimbang Bani Israel.
Sama persis, dengan fenomena tadi. Kaum
tolol tadi tersilaukan matanya hanya karna kedua perempuan tadi berasal
dari Barat. Sebuah peradaban yang mereka anggap lebih modern, maju dan
berbagai label menipu lainnya. Lidah mereka tak malu dan sungkan ketika
mengatakan jika tidak mengikuti atau minimal menerima pemikiran dua
perempuan tadi adalah sikap kampungan, kuno, konservatif, dan julukan
aneh lainnya. Sedangkan jika mengikutinya mereka katakan sebagai
cerminan dari sebuah kemajuan, modern, dan omong kosong lainnya.
Sebuah kisah penuh hikmah mungkin mirip dengan kondisi kaum jahil (baca : orang-orang tolol) ini.
Al kisah ada seekor monyet yang sering
bergelantungan disebuah pohon. Ia berlompatan kesana-kemari-kemari.
Hingga suatu ketika ia melihat ada seorang tukang cukur yang sedang
menjalankan profesinya, persis di bawah pohon tempat ia bergelantungan.
Monyet tadi pun berhenti dan memperhatikan dengan penuh seksama si
tukang cukur itu.
Apa yang manusia tersebut lakukan??.
Monyet tersebut membatin dalam hatinya. Monyet tadi masih saja
memperhatikan. Sementara dibawah sana sang tukang cukur tetap bergelut
dengan pekerjaannya. Tiba di proses akhir, sang tukang cukur menggunakan
pisau cukur yang cukup tajam untuk membersihkan bulu-bulu disekitar
pipi pelanggannya. Rapi sekali ia mengerjakannya. Dan tak ada cacat satu
pun dalam proses eksekusinya.
Di sudut lain, si monyet masih saja
melihat dan memperhatikan. Hingga akhirnya selesailah tukang cukur dalam
pekerjaannya. Kemudian ia bermaksud untuk membeli makanan. Maka
ditinggalkanlah lapaknya beserta alat dan perlengkapan cukurnya.
Melihat hal itu, monyet tadi pun turun ke
lapak si tukang cukur. Ia pun bermain main dengan beberapa alat cukur
yang sedang ditingalkan tersebut. Hingga akhirnya ia memegang pisau
cukur. Ia masih asyik memainkannya, dengan bermaksud memperagakan apa
yang ia lihat dari tukang cukur. Hingga akhirnya tak sengaja ia memotong
hidungnya dengan “mainan barunya” tersebut. Darah segar mengalir dari
hidungnya yang terluka. Si monyet pun berteriak sekencang-kencangnya
menjerit kesakitan.
Monyet tadi adalah gambaran kaum jahil.
Yang begitu mudahnya terpesona dengan apa yang ia lihat. Mereka ikuti
suatu hal tanpa ada proses penyaringan dengan iman. Hingga akhirnya
malah membuat mereka menjadi sakit.
Monyet tadi wajar adanya. Dikarenakan
mereka tak diberi kekuatan akal untuk berpikir. Berbeda dengan manusia
yang sudah Allah ta’ala berikan akal. Yang harusnya digunakan untuk
berpikir dan menemukan kebenaran.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ» قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: «فَمَنْ»
Dari abu said al khudri rodhiyallahu
‘anhu berkata Rasul Sholallahu alayhi wasallam, “Kalian nanti akan
mengikuti orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta
demi sehasta. bahkan sampai masuk kedalam lubang biawak sekalipun kalian
akan mengikuti mereka, para sahabat bertanya : Ya rasul apakah (mereka)
orang yahudi dan nasrani?? berkata Rasul sholallahu alayhi wasallam :
Siapa lagi (kalau bukan mereka)”
Hadits ini ada dalam Shohihnya Imam
Muslim. Imam Nawawi dalam syarahnya menulis bahwa yang dimaksud
mengikuti sampai lubang biawak adalah permisalan yang sangat kuat akan
kepatuhan kaum muslim kepada Yahudi dan Nasrani. Kepatuhan dalam hal
maksiat dan kemungkaran.
Dan menariknya beliau rohimahullah
meletakkan hadits ini di kitab ilmu. Menyiratkan bahwasannya jika
seorang muslim yang berilmu maka ia tak akan ikut-ikutan untuk masuk
kedalam “lubang biawak” tersebut. Sebaliknya hanya orang-orang tolol
saja yang akan mengikuti Yahudi dan Nasrani walau harus masuk kedalam
lubang biawak sekalipun.
Wa Allahu a’lam..
[Sumber]
No comments:
Post a Comment