السلام عليكم . بِسْــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم .لا إله إلاَّ الله .محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين . الصلاة و السلام على رسو ل الله .اما بعد
Banyak
mungkin saudara saudari yg berpikiran jika situs ini jarang update
artikel, ini disebabkan kami lebih mengutamakan mengetik ebook,
membuat film dsb. Karena dengan Ebook / audio / film yg di download
maka otomatis file tersebut dapat dibaca secara offline, tidak perlu
online, dan yg lebih utama adalah penyebarannya akan lebih cepat
karena biasanya dikopikan antara hardisk, flashdisk, disimpan di
internet cafe / tempat umum atau copy link ke situs, blog, email, fb /
media sosial lainnya.
Maka
dari itu, perhatikanlah apa update download di situs ini, jangan
terlalu diperhatikan artikel postingnya. Dan apa yang kami tulis disini
hanyalah sebagian kecil dari ebook yang kami ketik sendiri berjudul:
Kami
tidak dapat cantumkan semua karena posting di situs ini hanya
dibatasi sekitar 15.000 huruf saja. Dari itu kami anjurkan kepada
saudara-saudariku semua diseluruh pelosok negeri untuk memiliki file
aslinya DI SINI secara GRATIS, FREE, CUMA-CUMA.
Cukup
1x klik maka file akan langsung di download, tanpa menunggu, tanpa
memasukkan kode verifikasi, kecepatan maksimum (tergantung kecepatan
internet/modem anda), dan lain sebagainya yang kami buat demi
kenyamanan ummat.
NANTIKAN PULA EBOOK KAMI DG TEMA:
KIAT MENJADI PEMBICARA YG MENGUBAH & MENGGUGAH
Dan berikut adalah sebagian bab dari ebook tersebut.
ORASI-ORASI SANG NABI
Kemampuan
untuk berbicara merupakan salah satu anugerah terbesar yang telah
diberikan pada manusia.Dengan berkembangnya kemampuan ini, bukan saja
pada masa sekarang, namun juga pada masa-masa silam, baik di Yunani,
Romawi, maupun di negeri-negeri lain, para orator ulung dapat
mempengaruhi opini public serta mengokohkan kepemimpinan mereka di
tengah-tengah masyarakat.Al-Quran telah menegaskan hal ini dalam salah
satu ayatnya, “Allah telah menciptakan manusia.Dia mengajari mereka
al-bayan, kekuatan untuk menyampaikan” (QS. Al-Rahman, 55:3-4).
Bangsa Arab memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bahasa
mereka. ”Bangsa Arab”, menurut Hitti, “tidak menciptakan atau
mengembangkan sebuah karya seni yang agung.Bakat artistk mereka
diungkapkan hanya melalui satu media: kata-kata. Dengan keindahan
strukturnya yang khas, bahasa Arab secara mengagumkan dapat
mengungkapkan kata-katanya dengan kalimat yang pendek, tajam, dan
epigramatik (bermakna dalam).”
Di jazirah Arab, sebelum Islam datang, kefasihan berorasi dianggap
sebagai anugerah yang besar, hanya setingkat di bawah kemampuan
bersyair. Pada awalnya seorang orator mendapatkan penghormatan yang
lebih rendah dari seorang penyair. Namun, setelah para penyair
merendahkan diri mereka dengan menerima upah dan pemberian untuk tulisan
dan puisinya, tingkatan orator naik mengalahkan penyair.
Nama-nama sejumlah orator Arab sebelum kedatangan Islam telah
disampaikan pada kita oleh para sejarawan dan berbagai literatur. Adi
bin Zayd al-Abadi, Khuwaylid bin Amr al-Ghatfani, al-Usyara bin Jabir,
Ka’ab bin Luwayy, Ibnu Ammar al-Tayi, Arm bin al-Ahtamm al –Minqari,
al-Zibriqan bin Badr, dan Suhayl bin Arm al-Qarasyi adalah beberapa
nama orator yang disebutkan oleh al-Jahiz dalam bukunya, Al-Bayan Wa
Al-Tabyin. Salah satu orator ternama adalah Quss bin Sa’idah, yang
beberapa orasinya dihadiri oleh Muhammad SAW ketika masih muda.
Beberapa
orasinya, setidaknya beberapa bagiannya, telah diabadikan oleh
beberapa penulis Arab. Orasi-orasinya menggambarkan model seni
berpidato pada masa Arab pra-Islam dan memberikan kita gambaran atas
orasi-orasi terbaik dari orator-orator Arab pra-Islam, serta gambaran
atas gaya dan metodenya dalam memperlakukan topic utama pembicaraan.
Pidato-pidato Quss ini telah menginpirasi Muhammad. Berikut ini adalah
salah satu contohnya:
“Wahai manusia! Berhimpunlah! Dengar, dan ingatlah! Siapa pun yang
hidup akan mati. Siapa pun yang mati akan lenyap. Dan setiap yang akan
datang sudah dekat.”
Quss juga berpidato, “Di dalam hal-hal berikut ini terdapat
tanda-tanda yang pasti (tidak diperdebatkan lagi), yakni: hujan dan
tetumbuhan, para bapak dan para ibu, setiap yang pergi (meninggal) dan
yang datang (lahir), bintang gemintang yang bergerak dan lautan yang
tak dapat diselami, atap yang tinggi (langit) dan tempat tinggal yang
telah tersedia (bumi), malam yang gelap dan langit yang memiliki
gugusan bintang. Mengapa ini terjadi, bahwa aku melihat manusia mati
dan tidak kembali? Apakah mereka merasa betah sehingga mereka tinggal
di sana selamanya, atau apakah mereka tertawan hingga jatuh tertidur?”
Pidato Quss lainnya, “Wahai orang-orang Iyad! Di manakah gerangan kaum
Tsamud dan Ad? Di manakah para bapak dan moyang?Di manakah kebaikan
yang tidak disyukuri; di manakah kezaliman yang tidak ditentang? Quss
bersumpah dengan nama Allah, bahwa Allah memiliki suatu agama yang lebih
diridhai oleh-Nya ketimbang agama kalian sekarang ini.”
Bisa dicatat dahwa gaya seorang orator ulung adalah sederhana, bebas
dari masuknya unsur metafora, dan jauh dari pengambilan ide-ide yang
sama ataupun berpanjang-panjang dalam pembukaan.Kalimat-kalimatnya
pendek. Metodenya langsung. Mereka menarik perhatian pendengarnya dengan
menggambarkan alam beserta fenomena-fenomenanya, peristiwa-peristiwa
bersejarah, ingatan yang masih segar dalam kepala mereka, lalu
menyampaikan pemikiran mereka pada pendengarnya. Sudah menjadi kaidah
umum dalam bahasa Arab bahwa pidato yang ideal adalah yang bersifat A r @ % $ H Q x 6 # z “Pidato terbaik adalah yang singkat dan berkesan.”
Kaidah ini menjadi model pidato bangsa Arab hingga awal kekhalifahan
Umayyah.Pada masa itu semua pidato penting bangsa Arab yang sampai pada
kita secara umum memiliki cirri yang sama.Pada khalifah awal, gubernur,
dan pemimpin-pemimpin kabilah memiliki gaya pidato yang serupa.
Pidato Abu Bakar, Khalifah Pertama
Saat dipilih sebagai khalifah, dia naik ke atas mimbar lalu menatap orang-orang di depannya seraya berkata:
“Wahai manusia, sungguh aku telah diamanati untuk mengurus urusan
kalian, padahal aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Namun,
Al-Quran telah diturunkan, dan Rasul SAW telah mengajarkan Sunnah, dan
kita telah mempelajarinya. Ketahuilah, sesungguhnya kebajikan yang
paling baik adalah taqwa; sedangkan kebodohan yang paling bodoh adalah
berbuat dosa. Sesungguhnya, bagiku, orang yang paling kuat di antara
kalian adalah justru orang yang paling lemah hingga aku mengambil
darinya (orang yang kuat) hak untuknya (orang yang lemah), sedangkan
orang yang paling lemah di antara kalian adalah justru orang yang paling
kuat hingga aku mengambil hak (orang lemah) dari orang kuat itu. Wahai
manusia, sesungguhnya aku hanyalah pengikut (jalan Rasul SAW), bukan
pembuat ajaran baru. Oleh sebab itu, jika aku berbuat benar, maka
bantulah aku. Dan jika aku berbuat salah, maka koreksilah aku.”
Pidato Umar, Khalifah Kedua
Setelah dipastikan terpilih sebagai khalifah, Umar berpidato .
Setelah memuji Allah dan memuliakan Rasul-Nya, dia berkata:
“Sesungguhnya aku telah diuji dengan kalian, dan kalian diuji
denganku.Aku menjadi khalifah di tengah-tengah kalian setelah dua
sahabatku.Barang siapa berada di pihak kami, maka kami akan
memperlakukannya seperti perlakuan kami terhadap diri kami sendiri,
meskipun ia tidak hadir di tengah-tengah kami.Kami akan menunjuk
pemimpin dari kalangan orang-orang yang kuat dan amanah.Barang siapa
berbuat kebaikanl, maka kami akan menambahkan kebaikan padanya.Dan
barang siapa melakukan keburukan, semoga Allah mengampuni kami dan
kalian semua.”
Tipe Pidato al-Hajjaj*
(Seorang gubernur pada masa Dinasti Umayyah )
Pemberontakan terjadi di seluruh kawasan Irak (Mesopotamia), al-Hajjaj
diangkat menjadi gubernur. Dia telah menaklukkan pemberontakan di
Kufah, lalu ia menuju Basrah, tempat gerakan ekstrem yang melawan
Umayyah, di mana ketika itu Basrah masih di bawah pemerintahan
pemberontak. Al-Hajjaj terus menuju masjid yang saat itu dipenuhi oleh
orang-orang berkumpul untuk shalat. Dia naik ke mimbar dan menyampaikan
sebuah pidato yang menggelegar. Dia berkata:
“Wahai
manusia, barang siapa digerogoti oleh penyakit, maka bersamakulah
obatnya. Barang siapa ajalnya masih lama, maka tugaskulah untuk
mempercepatnya. Barang siapa kepalanya membebaninya, maka aku akan
melepaskan bebannya itu.Barang siapa usia hidupnya sudah terlalu
panjang, maka aku akan memperpendek sisa usianya. Sesungguhnya setan
memiliki murka, sedangkan penguasa memiliki pedang. Barang siapa
menentang, maka sah baginya mendapatkan siksa. Barang siapa direndahkan
oleh dosanya, ia akan diangkat oleh salibnya. Barang siapa tidak merasa
lapang dengan kesehatannya, maka ia tidak akan merasa sempit dengan
kebinasannya.
Aku
mengingatkan, dan aku tidak akan menunggu. Aku memperingatkan, aku
tidak akan menerima pembelaan diri. Aku mengancam, dan aku tidak akan
memberikan ampunan.Kelembutan pemimpin-pemimpin kalian telah membuat
kalian manja.Barang siapa ikat pinggangnya longgar, maka adabnya akan
buruk.Sungguh, kebijahsanaan dan tekadku telah merampas cambukku dan
menggantinya dengan pedang. Tangkai pedang itu ini berada dalam
genggaman tanganku, sedangkan sarungnya tergantung di leherku, sementara
rumbainya akan mengalungi siapa saja yang menentangku. Demi Allah,
barang siapa yang kuperintahkan untuk keluar dari salah satu pintu
masjid ini, namun lalu ia justru keluar dari pintu yang lain, aku akan
menebas lehernya.”
*Al-Hajjaj
ini adalah komandan perang pada masa Yazid bin Muawiyah, yang telah
memerintahkan pembunuhan dan pemenggalan kepala Husein, cucu Rasulullah.
Orasi-orasi yang beragam, dari orator-orator yang berbeda, dari masa
yang berlainan, mengenai masalah yang bermacam ini nampak mirip satu
sama lain dalam cirri khas gaya dan metode pendekatan.Metode pendekatan
mereka atas suatu pokok bahasan adalah langsung.Bahasa mereka mudah dan
mengalir, bebas dari ambiguitas dan ornamentasi atau artifisialitas,
sebuah contoh ideal pidato orang-orang Arab.
Meskipun demikian, orang-orang Arab pada masa pra-Islam mengembangkan
formalitas-formalitas eksternal tertentu berkenaan dengan pidato
mereka.Seorang orator, sesuai aturan, harus mengenakan sorban saat
menyampaikan pidatonya.Mereka memegang tongkat yang terbuat dari kayu
atau besi, atau sebilah pedang (khususnya di medan perang), sebuah
tombak, sebuah busur atau anak panah di tangannya.Mereka selalu
menyampaikan pidato mereka sambil berdiri, kecuali pada sambutan
pernikahan.Mereka berdiri di tempat yang tinggi, bisa berupa panggung
atau di punggung unta.Mereka jarang sekali bersyair dalam pidato mereka
yang panjang.
* * *
Semua nabi, tampaknya, membutuhkan kecakapan dalam seni orasi
persuasif. Mereka harus bisa meyakinkan masyarakat untuk percaya dan
bertindak sesuai dengan prinsip dan ajaran yang dibawa oleh mereka.
Mereka tidak pernah menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan.
Padahal, hanya sedikit dari mereka yang memiliki kecakapan tersebut.
Satu-satunya alat yang dapat mereka gunakan adalah ketulusan serta
kelancaran berbicara. Ada buhul di lidah sebagian mereka (wahlul
‘uqdatan min lisani W $ ¦ 9 ` H o ) ã @ 9 t # r
–Al-Quran). Karena itu, tidaklah jika kita berpikiran bahwa nabi-nabi
yang utama & berhasil (dalam menyampaikan risalahnya) telah
dianugerahi bakat berorasi yang baik.
Bangsa
Arab mengklaim dirinya sebagai bangsa yang paling pandai dalam
berpidato dan menanamkan bangsa lain dengan sebutan ‘ajam (N $ ÀÀ $ g ã
-kelu, tidak fasih berbicara).Di antara bangsa Arab ada dua suku yang
secara khusus dianggap mahir dalam berpidato, yaitu suku Quraisy dan
Hawazin.Muhammad adalah keturunan Quraisy yang masa kecilnya berada di
tengah-tengah suku Hawazin. Sebagai rasa syukurnya pada Allah, beliau
berkata: “Aku adalah yang terfasih di antara bangsa Arab.” Dalam
kesempatan lain beliau pun pernah berkata: “Di antara kalian, akulah
yang paling fasih. Kelahiranku di tengah-tengah suku Quraisy dan lidahku
adalah Banu Sa’at (bagian dari suku Hawazin).” Bakat alami beliau yang
istimewa ini terus terasah di bawah pengaruh keluarga dan
lingkungannya. Beliau diyakini telah dianugerahi bakat ini secara
khusus oleh Allah. Beliau berkata: “Aku telah diutus oleh Allah dengan kemampuan berbicara yang utuh dan menyeluruh ( P x 5 9 # ì I # q Ù ).”
Sepanjang 23 tahun perjalanan hidupnya sebagai seorang nabi, Muhammad
SAW telah menyampaikan banyak sekali orasi. Orasi-orasi beliau
diabadikan dan dituliskan dalam catatan-catatan kecil oleh para ahli
sejarah, penulis biografi, dan ahli sunnah. Namun, belum ada upaya untuk
mengumpulkannya dalam suatu bentuk yang sistematis. Padahal, ini
adalah hal yang sangat penting. Karena orasi-orasi beliau tidak hanya
menggambarkan salah satu bentuk utama orasi-orasi bangsa Arab pada
masanya, namun juga diharapkan dapat menjadi cahaya kebenaran atas
beragam masalah-masalah keagamaan serta peristiwa bersejarah.
Sepanjang masa kenabiannya, setiap perkataan-perkataan serta perbuatan
sehari-hari Nabi Muhammad selalu mengajarkan dan memberi penekanan
pada pentauhidan Allah serta pengakuan terhadap kemahakuasaan-Nya.
Beliau selalu berusaha dengan sungguh-sungguh agar perhatian masyarakat
terpusat pada kalimat tauhid.Orasi merupakan cara utama beliau
menyampaikannya.Dasar-dasr agama Islam merupakan inti dari semua
orasi-orasinya. Beliau menyampaikan orasi untuk menyampaikan perintah
sehari-hari, menyemangati umat muslim di medan perang, untuk mendamaikan
dua kelompok yang berseteru, serta meluruskan kesalahpahaman di antara
orang-orang muslim. Topik utama setiap orasinya ialah moral,
perkembangan agama & spiritual manusia.
Dalam hal formalitasformalitas eksternal, beliau hampir selalu
mengikuti kebiasaan yang berkembang pada masa pra-Islam yang telah
digambarkan pada pembahasan sebelum ini. Namun, dalam formalitas
internal beliau memperke-nalkan ciri khas yang baru. Beliau selalu
memberi hormat pada para pendengarnya sebelum memulai pidatonya, dan
pidatonya sendiri selalu diawali dengan memuji Allah dan mengucapkan dua
kalimat syahadat lalu diakhiri dengan mendoakan keselamatan bagi
pendengarnya serta berdoa memohon ampunan Allah.
Pada hari-hari perayaan, beliau secara terpisah berbicara pada kaum
wanita usai lebih dahulu berbicara di hadapan kaum pria. Umumnya beliau
mendorong mereka untuk berzakat. Kadang beliau berdiri menyampaikan
sebuah khutbah dan menyenangkan dirinya dengan melantunkan ayat-ayat
Alquran. Beliau sering membaca surat Qaaf (QS.50) dan kadang-kadang
surat-surat Quran lainnya. Dalam orasinya, ada beberapa kalimat yang
sering beliau ulang, kurang lebih adalah sebagai berikut:
“Perhatikanlah, kitab yang terbaik adalah Kitabullah. Pedoman yang
terbaik adalah pedoman Muhammad. Hal yang paling buruk adalah bid’ah
(mengada-ada dalam agama). Semua bid’ah adalah sesat. Setiap yang akan
datang adalah dekat dan masa depan tidak pernah jauh. Apapun yang telah
ditakdirkan akan terjadi. Allah tidak akan menjadi tergesa-gesa karena
tergesa-gesanya seseorang.Jika Allah menghendaki sesuatu, meskipun
manusia menginginkan yang lain, apa yang Allah kehendaki akan terjadi.
Tidak ada seorang pun yang dapat menjauhkan apa yang didekatkan Allah.
Tidak ada satu hal pun yang dapat terjadi kecuali atas kehendak Allah,” dan lain-lain.
Pidato beliau selalu tersusun dari kalimat-kalimat yang
sederhana.Namun jika beliau ingin menekankan suatu hal, beliau akan
menyampaikannya dalam bentuk pertanyaan dan jawaban, lalu
mengulang-ulang salah satu kata atau kalimat dua kali atau tiga kali
seperti yang terdapat pada orasi yang ditujukan pada kaum Anshar (orasi
no.15) di Ji’ranah dan pidato beliau ketika Haji Wada (orasi no.25 dan
no.26).
Pidato beliau sangat efektif. Hal ini karena beliau selalu
bersungguh-sungguh dan sangat serius dengan apa yang disampaikannya.
Sehingga ketika beliau berbicara wajahnya akan berubah warna dan
tubuhnya bergetar. Sesekali beliau akan menutup dan membuka kepalan
tangannya.Jabir meriwayatkan bahwa ketika Nabi menyampaikan pidatonya
matanya menjadi merah, suaranya meninggi, dan beliau diliputi emosi
seakan-akan beliau sedang mempersiapkan suatu kabilah untuk menyambut
pasukan musuh serta mengancam mereka dengan berkata: “Mereka (pasukan
musuh) sudah di ujung mata! Pada saat fajar atau malam hari mereka akan
datang dan menjarah kalian!”
Kata-kata beliau begitu mengesankan sehingga kadang-kadang mata para
pendengarnya dipenuhi air mata dan tidak jarang mereka menangis dengar
suara yang keras.Pidatonya dapat menghentikan pertumpahan darah dan
perang antar kabilah, seperti antara kabilah Aus dan kabilah
Khazraj.Selain itu, pidato-pidatonyalah yang menyatukan bangsa Arab yang
terpecah-belah ke dalam sebuah negara Islam yang kuat di bawah panji
bulan sabit.Di bawah panji inilah kerajaan Allah dapat tersebar hingga
ke semenanjung Atlantik, Perancis, dan bahkan sampai ke India dan
perbatasan Cina hanya dalam waktu satu abad.
Rasulullah akan menyampaikan pidatonya pada saat-saat yang menurut
beliau penting.Namun ada beberapa waktu khusus yang tidak pernah beliau
lewatkan, seperti khutbah Jumat, dua hari raya, saat gerhana matahari
dan bulan, dan kenduri pernikahan.Pidato-pidato yang beliau sampaikan
pada momen-momen yang disebutkan di atas biasanya lebih panjang daripada
pidato biasa.Kalimat-kalimat beliau layaknya para orator Arab di
masa-masa sebelumnya, yaitu singkat dan padat.Pidato-pidato pada awal
kenabiaannya kebanyakan singkat.Mendekati akhir hayatnya (811 H) barulah
beliau menyam-paikan beberapa pidato yang panjang, seperti pada masa Futuh (Penaklukan) Mekkah (8 H), gerhana matahari (10 H), Haji Wada’
(Perpisahan), dan pidato terakhir beliau yang disampaikan lima hari
sebelum beliau wafat.Dalam pidato-pidato tersebut beliau banyak membahas
permasalahan mendasar umat Islam, khususnya mengenai masalah-masalah
sosial.
Ketika sedang berpidato dan ada suatu peristiwa penting terjadi,
beliau akan hadir menyaksikan kejadian tersebut, lalu beliau akan
kembali dan melanjutkan pidato beliau yang terpotong.Suatu ketika
seorang miskin, Sulayk dari kabilah Ghathafan, masuk ke masjid ketika
Rasulullah sedang menyampaikan khutbah Jum’at.Rasul ditanya perihal
melaksanakan shalat dua rakaat sebelum khutbah Jum’at.Rasul menjawab
dengan diam.Beliau memerintahkan untuk melaksanakan shalat sementara
beliau sendiri menunggu di atas mimbar hingga orang tersebut
menyelesaikan shalatnya.Setelah itu beliau melanjutkan khutbahnya.
Khutbah pada hari Jum’at dan dua hari raya merupakan bagian tak
terpisahkan serta merupakan bingkisan hadiah dalam ritual agama Islam
semenjak masa kenabian.Dan sejak itu pula khutbah-khutbah ini memainkan
peran penting dalam sejarah politik Islam.Di lalu hari, menyebutkan
nama seorang khalifah, yang tengah berkuasa, dalam sebuah pidato, meski
tidak diharuskan, menjadi sebuah kebiasaan.Sedangkan dengan sengaja
tidak menyebutkan nama khalifah yang tengah berkuasa melambangkan
pemberontakan atau pembangkangan seorang khatib atau orator.Namun,
pidato seperti ini biasanya karena ada pesanan dari seorang khalifah
(ini bermula sejak Marwan berkuasa), tidak berkaitan sama sekali dengan
kesederhanaan khutbah pada masa awal Islam.
Pada buku ini saya telah mencoba sedapat mungkin menghimpun
pidato-pidato Nabi yang memiliki penanggalan yang sudah jelas dan
sedapat mungkin menyusunnya secara kronologis.Pekerjaan menghimpun
bagian-bagian orasi yang terpisah-pisah pada banyak kitab dari berbagai
belahan tempat lalu menyaji-kannya ke dalam sebuah bentuk yang utuh dan
saling bertalian merupakan sebuah pekerjaan yang sangat sulit.Meskipun
topiknya sangat luas dan waktu yang saya miliki pendek, saya yakin,
saya mampu mengatasi kendala-kendala tersebut, setidaknya hingga suatu
tingkat tertentu.
Sebagai langkah awal, saya mengumpulkan semua bagian yang
terpisah-pisah, yang menurut saya memiliki benang merah, yanf dapoat
saya temukan.Saya lalu mempelajari bagian-bagian yang penting,
memisahkan bagian-bagian yang tidak sejenis secara hati-hati, lalu
menyusun mereka berdasarkan urutan temanya.Dalam banyak kasus,
penyusunan beberapa bagian dari orsi-orasi ini, sampai tingkatan
tertentu, saya sendiri yang melakukan-nya.Dalam beberapa kasus lain,
saya mengacu pada urutan yang telah disusun oleh beberapa tokah seperti
Qoyyim, Ibnu Hazm, dan lainnya.Namun dapat dicatat bahwa saya sma
sekali tidak pernah menmbahkan satu pun huruf maupun kata ke dalam
orasi-orasi yang telah saya susun ini.
Dan,
beberapa bagian dari narasi-narasi yang tidak selaras telah saya
kesampingkan, dan dalam kasus seperti ini saya berupaya untuk memastikan
bahwa susunan saya sesuai dengan referensi-referensi lain yang
terpercaya.Jika ditemukan kasus di mana ada sumber yang berbeda mengenai
suatu konteks atau tema, saya mengikuti yang lebih terpercaya dan
dapat diterima oleh akal sehat.Namun dalam beberapa kasus pekerjaan
saya lebih mudah karena bagian-bagian tersebut sudah lengkap dan
tersistematis untuk membentuk sebuah orasi.Saya pun tidak memasukkan
rangkaian sanad serta kalimat-kalimat (matan) yang bukan merupakan
bagian dari pokok utama orasi.Contohnya, pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pendengar serta jawabannya, dan lain-lain.
Saya mengunakan kitab-kitab berikut sebagai sumber dari penyusunan orasi-orasi yang dimuat dalam buku ini:
1. Shahih al-Bukhari, suntingkan Ahmad Ali Saharanfuri.
2. Shahih Muslim dengan komentar dari Imam Nawawi.
3. Jami’ al-Tirmidzi.
4. Sunan al-Nisa’I.
5. Sunan Abu Dawud.
6. Sunan Ibnu Majah.
7. Misykat al-Mashabih.
8. Awn al-Ma’bud.
9. Al-Mawahib al-Laduniyyah, suntingan Mustafa Afendi Syahin.
10. Al-Muwaththa Imam Malik.
11. Zad al-Ma’ad, Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, diedit di Maimaniyah, Mesir.
12. AL-Thabaqat, Ibnu Sa’d, diedit oleh Brill di Leiden.
13. Al-Sirah al-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, edisi Mesir.
14. Al-Sirah al-Nabawiyah, al-Zaini, edisi Mesir.
15. Al-Sirah al-Nabawiyah, al-Halabi, diedit Afendi Mushthafa di Mesir.
16. Muntakhab Kanz al-‘Ummal.
17. Al-Targhib wa al-Tarhib, edisi Mesir.
18. Al-Bayan wa al-Tabyi, al-Jahizh, edisi Mesir.
19. Sirah al-Nabi, Syibli Nu’mani.
20. Encyclopaedia of Islam.
21. Nihayat al-Adab, al-Nuwairi.
(Istilah Amma Ba’du yang tidak ikut diterjemahkan dapat diartikan sebagai kini saatnya membahas, baiklah, selanjutnya , peny)
ORASI PERTAMA
Di Mekkah, ketika turun ayat Ai-Quran yang berbunyi ‘Berilah peringatan pada ke
luarga terdekatmu’, Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan meminta kaum
Quraisy untuk berkumpul bersama.Ketika mereka telah berkumpul, beliau
menyampaikan pidato berikut ini.Besar kemungkinan ini merupakan pidato
beliau yang pertama (sebagai Rasul):
“Bagaimana
menurut kalian,seandainya aku beritahukan pada kalian bahwa ada
sepasukan berkuda menaiki bukit ini hendak menyerang kalian.Apakah
kalian percaya padaku?”Mereka berkata,“Ya, Bagi kami, engkau adalah
sosok tanpa cela.Dan kami tidak pernah menyaksikanmu kecuali selalu
benar.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya perumpamaanku dengan kalian adalah
seperti seorang lelaki yang melihat musuh, lalu ia bergegas untuk
mengingatkan kaumnya.Namun, ia khawatir jika musuh tersebut lebih dulu
sampai pada kaumnya dan menyerang mereka sebelum ia sempat meberitahu
mereka.Oleh sebab itu, ia teriak,’Waspadalah terhadap serangan
fajar.’Sungguh aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian dari
azab yang pedih.
“Wahai keturunan Abdul Muththalib, wahai keturunan Abdu Manaf, wahai
keturunan Zuhrah, -seterusnya beliau menyebutkan cabang-cabang keturunan
Quraisy-sungguh Allah telah memerintahkan aku, ‘Dan aku sungguh tidak
dapat memberikan manfaat apa pun bagi kalian baik di dunia maupun di
akhirat kecuali jika kalian mengucapkan ‘Tiada Tuhan selain Allah.’”
Dalam Shahih al-Bukhari, halaman 385 dan 702, dan Misykat, halaman 460
(Indhar) beberapa kata dalam khutbah yang disampaikan oleh Nabi SAW
tersebutbisa ditemukan, yakni setelah turun ayat, “Berilah peringatan
pada keluarga terdekatmu.”Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW lalu
berdiri dan bersabda :
“Wahai orang-orang Quraisy, -atau dengan penggilan yang
semisal-tebuslah diri kalian, karena aku tidak dapat memberikan manfaat
apa pun bagi kalian dari (murka) Allah.Wahai keturunan Abdu Manaf, aku
tidak dapat memberikan manfaat apa pun bagimu dari (murka) Allah.Wahai
Abbas bin Abdul Munthalib, aku tidak dapat memberikan manfaat apa pun
bagimu dari (murka) Allah.Wahai Fathimah (puteri Rasulullah), mintalah
dariku apa saja yang kau mau dari hartaku, tetapi aku tidak dapat
memberikan manfaat apa pun bagimu dari (murka) Allah.”
Sekali lagi, apa yang kami tulis disini hanyalah sebagian kecil dari ebook yang kami ketik sendiri berjudul:
Kami
tidak dapat cantumkan semua karena posting di situs ini hanya
dibatasi sekitar 15.000 huruf saja. Dari itu kami anjurkan kepada
saudara-saudariku semua diseluruh pelosok negeri untuk memiliki file
aslinya DI SINI secara GRATIS, FREE, CUMA-CUMA.
Cukup
1x klik maka file akan langsung di download, tanpa menunggu, tanpa
memasukkan kode verifikasi, kecepatan maksimum (tergantung kecepatan
internet/modem anda), dan lain sebagainya yang kami buat demi
kenyamanan ummat.
Mohon
bantu usaha dakwah kami dengan klik share dibawah ini, mungkin
sekali facebook (network milik yahudi) memblokirnya, namun hal ini
dapat diatasi dengan menekan tombol x atau menghilangkan prewiewnya.
Cara lain pun bisa dilakukan dengan menghapus tulisan http:// -nya
sebelum dipaste kan ke status.
Semoga
ini semua menjadi amal ilmu dengan pahala tak putus bagi kita semua
dan bagi saudara saudari yang mengikutinya setelah kita tiada...
aamiin
No comments:
Post a Comment