السلام عليكم . بِسْــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم .لا إله إلاَّ الله .محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين . الصلاة و السلام على رسو ل الله .اما بعد 
Banyak
      mungkin saudara saudari yg berpikiran jika situs ini jarang update
      artikel, ini disebabkan kami lebih mengutamakan mengetik ebook,   
membuat    film dsb. Karena dengan Ebook / audio / film yg di download  
 maka    otomatis file tersebut dapat dibaca secara offline, tidak perlu
   online,    dan yg lebih utama adalah penyebarannya akan lebih cepat  
 karena   biasanya  dikopikan antara hardisk, flashdisk, disimpan di   
internet cafe   / tempat  umum atau copy link ke situs, blog, email, fb /
   media sosial   lainnya.
Maka
      dari itu, perhatikanlah apa update download di situs ini, jangan  
    terlalu diperhatikan artikel postingnya. Dan apa yang kami tulis  
disini     hanyalah sebagian kecil dari ebook yang kami ketik sendiri  
berjudul:
Kami
      tidak dapat cantumkan semua karena posting di situs ini hanya    
dibatasi   sekitar 15.000 huruf saja. Dari itu kami anjurkan kepada     
 saudara-saudariku semua diseluruh pelosok negeri untuk memiliki file   
   aslinya DI SINI secara GRATIS, FREE, CUMA-CUMA.
 
Cukup
      1x klik maka file akan langsung di download, tanpa menunggu, tanpa
      memasukkan kode verifikasi, kecepatan maksimum (tergantung 
kecepatan      internet/modem anda), dan lain sebagainya yang kami buat 
demi   kenyamanan    ummat.
Dan berikut adalah sebagian bab dari ebook tersebut.
Pertama  
KENAPA PILIH HERBAL?  
Í    Ada Penyakit, Ada Obatnya  
Dalam
 hidup, tidak selamanya kita sehat. Ada kalanya Allah mengaruniai 
kesehatan, tapi kadang Allah memberi cobaan dengan mencabut nikmat sehat
 tersebut. Bagi seorang muslim sehat dan sakit merupakan kebaikan, 
karena keduanya bisa dijadikan sarana mendekatkan diri pada-Nya. 
Sangat
 menakjubkan urusan seorang mukmin itu. Mereka menerima semua persoalan 
hidup sebagai kebaikan baginya. Apabila kegembiraan yang diterimanya dia
 akan bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila kepedihan 
yang diterimanya maka dia bersabar dan itu pun merupakan kebaikan pula 
baginya. (HR. Muslim)  
Tidak
 hanya sakit, sehat sebenarnya juga ujian kesabaran, karena tidak semua 
orang bisa menggunakan nikmat sehat untuk beribadah pada-Nya. Hanya saja
 saat kita dikaruniai nikmat sehat banyak peluang kebaikan yang bisa 
dilakukan. Maka dari itu menjaga kesehatan dan tetap fit merupakan 
manifestasi kebaikan yang tidak dapat diraih di saat sakit. Tapi 
seandainya setelah berusaha menjaga kesehatan tersebut tubuh tetap sakit
 maka harus dicari obatnya agar segera sembuh. Nabi SAW telah 
mengisyaratkan pada kita bahwa segala penyakit pasti memiliki obatnya, 
kecuali penyakit tua. 
Dalam
 Musnad Imam Ahmad disebutkan sebuah hadits dari Usamah bin Syuraik, 
“Suatu saat aku sedang bersama Nabi, tiba-tiba datanglah beberapa lelaki
 Badui. Mereka bertanya, ‘Apakah kami boleh berobat?’ beliau menjawab, ‘Boleh
 wahai para hamba Allah, silakan kalian berobat! Karena setiap Allah 
menciptakan penyakit pasti Allah juga menciptakan obatnya, kecuali satu 
penyakit saja.’ Mereka bertanya, ‘penyakit apa itu ya Rasulullah?’ beliau menjawab, ‘Penyakit tua.”’ (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim, Shahih) 
Í    Bagaimana Nabi Memilih Obat?  
Dalam
 pengobatan, Nabi SAW biasa mengobati dirinya sendiri, selain itu Nabi 
juga memerintahkan orang lain untuk melakukan pengobatan sendiri. Beliau
 menyuruh hal ini kepada keluarga dan juga para sahabatnya. Nabi dan 
para sahabat tidak terbiasa menggunakan obat-obatan kimia yang biasa 
disebut Eqrobadjin (farmasi). Kebanyakan obat yang mereka gunakan adalah
 makanan sehat alami. Terkadang makanan sehat tersebut dicampurkan 
dengan makanan lain sebagai pelarut atau pengemulsi. Penambahan ini 
sejatinya bertujuan untuk menghilangkan bentuk aslinya yang kasar, dan 
juga untuk menambah khasiat antar makanan tersebut. Obat-obatan seperti ini juga sudah digunakan di berbagai Negara pada zaman dahulu.  
Kalangan
 medis juga sepakat bahwa selama penggunaan makanan sehat sudah cukup 
untuk digunakan dalam pengobatan maka tidak perlu menggunakan obat 
tambahan. Selama bisa menggunakan obat-obatan sederhana tidak perlu 
menggunakan obat-obatan kimia (sintetik). Mereka menegaskan, ‘‘Setiap 
penyakit yang masih bisa diatasi dengan makanan sehat dan pencegahan, 
tidak memerlukan obat-obatan.’’ Hal ini bukan berarti menafikan khasiat 
obat konvensional (sintetik), hanya saja ada beberapa kelebihan obat 
herbal yang tidak dimiliki obat-obatan sintetik.  
Í     Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati   
Menurut penuturan dari dr. Joseph Novaks, anggota senior American Medical Association
 bahwa tubuh manusa tidak pernah didesain untuk menjadi sakit. Allah 
membekali manusia dengan system sekuriti yang cukup tangguh untuk 
menangkal segala bentuk ancaman bagi tubuh yang dating dari daam tubuh 
sendiri seperti sel-sel yang telah tua dan berpotensi menjadi 
keganasan/kanker dan ancaman dari luar yaitu lingkungan berupa 
mikroorganisme dan bahan-bahan lainnya. 
Sekuriti
 itu adalah sistem imunitas tubuh, merupakan semua mekanisme yang 
digunakan untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan 
terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh berbagai bahan dari lingkungan 
hidup. Sistem keamanan tubuh yang berupa “respons imun” diperlukan untuk
 tiga hal yaitu: 
1.    Pertahankan ditujukan untuk infeksi mikroorganisme, 
2.    Homeostasis (keseimbangan tubuh), mengeliminasi komponen tubuh yang sudah tua, 
3.    Pengawasan, menghancurkan sel-sel yang bermutasi, terutama yang menjadi ganas. 
Maka
 sebenarnya tubuh itu didesain untuk sehat, tidak untuk sakit. Maka 
sebaiknya apa pun pengobatan, sebenarnya pencegahan tetap lebih baik, 
karena pencegahan berarti menghilangkan sebab timbulnya penyakit itu 
sendiri. 
Dalam buku Thibbun Nabawi
 , Ibnu Qayyim membagi tindakan pencegahan terhadap penyakit menjadi dua
 macam, yaitu pencegahan dari hal-hal yang dapat menimbulkan sakit, dan 
dari hal-hal yang memperparah penyakit yang sudah ada, sehingga 
penyakitnya tidak bertambah parah. 
Cara
 yang pertama disebut pencegahan penyakit bagi orang sehat. Sedangkan  
cara yang kedua adalah tindakan preventif bagi orang sakit. Kalau orang 
sakit mampu melakukan tindakan preventif, maka penyakitnya bisa dicegah 
agar tidak semakin parah, sehingga ia bisa meningkatkan stamina untuk 
mengusir penyakit tersebut. 
Secara tersirat, Allah telah menjelaskan hal ini dalam salah satu firman-Nya, 
Dan
 jika kamu sakit atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang 
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, 
maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih)….  (Al-maidah [5]:6) 
Dalam
 ayat ini, orang sakit dicegah menggunakan air saat wudhu, karena air – 
pada kasus penyakit tertentu – bisa membahayakan kesehatan tubuhnya. 
Berarti pencegahan terhadap sebab-sebab timbulnya penyakit atau sesuatu 
yang menyebabkan penyakit bertambah parah sangat ditekankan. 
Kesimpulannya,
 pencegahan itu adalah obat terbaik terhadap penyakit, bisa mencegah 
timbulnya penyakit atau setidaknya mencegah agar penyakit itu tidak 
semakin parah dan melebar. 
Kadangkala
 seseorang menginginkan sesuatu yang sebenarnya dilarang karena akan 
semakin memperparah sakitnya. Dalam hal ini menurut Ibnul Qayyim tidak 
mengapa diberikan dengan beberapa catatan. Hal ini diperbolehkan jika si
 sakit betul-betul menginginkannya. Makanan yang dilarang tersebut 
(karena akan memperparah penyakit) boleh dikonsumsi asal sedikit dan 
dalam takaran yang mampu dicerna dengan baik. 
Hal
 itu tidak akan berbahaya, bahkan akan berguna. Karena kondisi tubuh dan
 lambung akan saling terikat oleh rasa suka dan senang, keduanya akan 
secara kooperatif menghalau hal-hal yang dikhawatirkan bahayanya. Bisa 
jadi, akan lebih berguna daripada mengonsumsi obat yang tidak disukai 
oleh pasien. Dalam hal ini menurut Ibnul Qayyim bahwa penyembuhan itu 
tidak semata dipengaruhi oleh faktor obat, namun faktor psikis dan 
diterimanya obat oleh tubuh juga memiliki pengaruh penting pada 
kesehatan. 
Í    Obat Herbal  
Istilah
 herbal biasanya dikaitkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu 
atau tanaman yang bersifat perdu. Dalam dunia pengobatan, istilah herbal
 memiliki makna yang lebih luas, yaitu segala jenis tumbuhan dan seluruh
 bagian-bagiannya yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat
 dipakai sebagai obat (therapeutic) . Misalnya Mengkudu Hutan (Morinda citrifolia) yang mengandung Morindin , bahan aktif anti kanker; Pegagan (Centela asiatica) yang mengandung Asiaticoside yang berguna untuk masalah kulit dan meningkatkan IQ. 
a.          Mengapa Memilih Obat Herbal?  
Selama
 ini banyak orang memilih untuk mengonsumsi obat herbal karena 
menganggap bahwa obat herbal lebih aman daripada obat sintesis. Selain 
itu, obat herbal minim efek samping dan dari sisi kekayaan alam 
Indonesia, obat herbal sangat mudah dicari. Sehingga jika dikonsumsi 
dalam jangka panjang tidak akan menimbulkan komplikasi dalam tubuh. 
Namun
 demikian, dalam perkembangannya sering dijumpai ketidaktepatan 
peracikan obat herbal karena kesalahan informasi. Juga adanya anggapan 
yang keliru terhadap obat herbal dan cara penggunaannya, sehingga dalam 
beberapa kasus menimbulkan efek samping. 
Ada
 beberapa jenis tanaman obat yang memiliki khasiat hampir serupa bahkan 
dinyatakan sama. Sebaliknya untuk indikasi tertentu diperlukan beberapa 
jenis tanaman obat yang memiliki efek farmakologis 
 saling mendukung satu sama lain. Walaupun demikian, karena sesuatu hal 
maka pada beberapa kasus ditemukan penggunaan tanaman obat tunggal untuk
 tujuan pengobatan tertentu. Hal ini akan berakibat fatal karena obat 
herbal tersebut akan bereaksi negatif terhadap tubuh kita. Sebagai 
contoh: 
õ    Daun Seledri/apium graviolens 
 telah diteliti dan terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada
 penggunaannya harus berhati-hati karena pada dosis berlebih (over 
dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika 
penderita tidak tahan dapat menyebabkan syok. Oleh karena itu dianjurkan
 agar jangan mengonsumsi lebih dari satu gelas perasan seledri untuk 
sekali minum. 
õ    Mentimun, takaran yang diperbolehkan tidak lebih dari 2 buah besar untuk sekali makan. 
õ   
 Gambir, untu menghentikan diare, tetapi penggunaan lebih dari satu ibu 
jari bukan sekedar menghentikan diare bahkan akan menimbulkan kesulitan 
buang air besar selama berhari-hari. 
õ    Minyak jarak (Oleum recini) digunakan untuk mengobati urus-urus, jika penggunaannya tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan. 
õ    Keji beling (Strobilantus crispus)
 digunakan untuk mengobati batu ginjal, jika pemakaian melebihi 2 garam 
serbuk (sekali minum) bisa menimbulkan iritasi saluran kemih. 
Dalam
 pemeriksaan laboratorium pada beberapa pasien yang mengonsumsi Keji 
Beling untuk mengobati batu ginjal dinyatakan bahwa dalam urinnya 
ditemukannya adanya sel-sel darah merah (dalam jumlah) melebihi batas 
normal. Hal ini sangat dimungkinkan karena daun Keji Beling merupakan 
diuretik kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. 
Akan lebih tepat bagi mereka jika menggunakan daun Kumis Kucing (Ortosiphon stamineus) yang efek diuretiknya lebih ringan dan dikombinasikan dengan daun Tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek diuretik kuat tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium. 
Obat herbal yang berasal dari tanaman obat akan bermanfaat jika digunakan dengan cara: 
1.         Ketepatan takaran/dosis, 
2.         Ketepatan waktu penggunaan, 
3.         Ketepatan cara penggunaan, 
4.         Ketepatan pemilihan bahan secara benar, 
5.         Ketepatan pemilihan tanaman obat atau ramuan obat herbal untuk indikasi tertentu. 
b.          Kelebihan dan Kelemahan Obat Herbal  
Tidak
 ada metode pengobatan apa pun yang sempurna tanpa adanya kelemahan atau
 kekurangan. Tetapi dengan sikap objektif; memahami kekurangan suatu 
metode pengobatan justru merupakan langkah positif terhadap perbaikan 
suatu metode tersebut. Dengan mengetahui kekurangan, diharapkan akan 
muncul upaya-upaya untuk mengantisipasi sehingga menjadi lebih baik. 
Lain
 halnya jika kekurangan terus-menerus ditutupi, justru akan membuat 
metode pengobatan tersebut tidak akan mengalami perkembangan dan 
perbaikan. Sehingga ketika dijumpai suatu masalah maka tidak akan bisa 
melakukan langkah antisipasi untuk mengatasinya. 
Metode
 yang berasal dari Negara-negara Barat banyak mendominasi dunia medis. 
Hal ini disebabkan perkembangan metode pengobatan banyak berasal dari 
ahli-ahli yang ada di Negara tersebut. Sementara untuk metode pengobatan
 yang lain masih dianggap kurang berkembang karena sedikitnya orang yang
 tertarik mendalaminya atau sedikitnya orang yang berobat dengan metode 
tersebut. 
Seiring
 berkembangnya zaman, pemikiran-pemikiran yang didasari ketidakpuasan 
atas metode pengobatan medis Barat mulai muncul. Akibatnya metode 
alternative semakin berkembang dan ikut menambah porsi peranannya dalam 
pengobatan. Rasa tidak puas dari metode pengobatan medis Barat biasanya 
disebabkan, 
1.        
 Adanya beberapa penyakit yang sama sekali tidak bisa diobati dengan 
metode pengobatan medis. Hal inilah yang membuat seseorang harus mencari
 metode alternative yang diyakini bisa memberikan pengobatan. 
2.         Pada beberapa penyakit memerlukan biaya pengobatan yang mahal sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa memanfaatkannya. 
3.        
 Pada beberapa kasus pengobatan secara medis lebih rumit dan memerlukan 
prosedur yang ketat–mungkin juga birokrasi yang berbelit-belit sehingga 
kadang-kadang membuat kelelahan sebelum tujuan pengobatan itu tercapai 
dan pembengkalan biaya pengobatan. 
4.         Efek samping yang muncul relative lebih berbahaya sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih ketat. 
5.        
 Pada beberapa penyakit memerlukan cara-cara pengobatan yang dianggap 
menakutkan, seperti operasi/pembedahan, radiasi, kemoterapi dan 
lain-lain. 
6.         Karena metode ini berasal dari Negara-negara Barat maka beberapa kelompok muslim ada yang kurang bisa menerimanya. 
Kelebihan medis dibanding dengan pengobatan alternatif diantaranya adalah: 
1.         Saat ini merupakan metode pengobatan terhadap suatu penyakit yang paling luas secukupnya. 
2.         Mempunyai efek terapi yang cepat sehingga sesuai untuk mengobati penyakit-penyakit yang bersifat emergency (gawat darurat). 
3.         Mempunyai berbagai macam teori-teori tentang kesehatan yang paling banyak digunakan pada saat ini dan mudah untuk disebarkan. 
4.          Mempunyai tempat pelayanan pengobatan yang luas dan menjangkau sampai daerah-daerah sulit.  
5.          Mempunyai
 sistem pengajaran yang lebih fleksibel dan efektif melalui berbagai 
lembaga pendidikan sehingga bisa mudah disebarluaskan.  
6.          Menggunakan
 metode penelitian yang lebih rinci dan detail terhadap suatu produk 
obat atau cara pengobatan secara ilmiah sehingga bisa 
dipertanggungjawabkan.  
7.          Menggunakan izin resmi dari pemerintahan terkait praktek pengobatannya sehingga lebih bisa dipertanggungjawabkan.  
Beberapa kelebihan metode alternatif herbal dibanding metode medis : 
1.         Relatif aman dari efek samping untuk dikonsumsi dalam jangka waktu lama. 
2.        
 Sesuai untuk gangguan kesehatan terutama penyakit kronik dan 
degeneratif seperti hipertensi, kencing manis, rematik, asma, penyebaran
 sel-sel kanker, dan lain-lain. 
3.        
 Metode herbal menggunakan unsur-unsur obat yang lebih alami sehingga 
diharapkan tubuh lebih mudah untuk menerima dan bisa menolerirnya. 
4.         Bisa menyembuhkan beberapa penyakit tertentu yang tidak bisa diobati dengan cara medis. 
5.        
 Mengandung motivasi psikis, keyakinan, kepasrahan yang tinggi sehingga 
dapat meningkatkan semangat dalam berobat untuk mencapai kesembuhan. 
Kekurangan metode alternatif herbal:  
1.         Membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan khasiat obat sehingga harus dikonsumsi secara rutin 
2.        
 Sulit mendapatkan bahan dasar obat yang dimaksud jika harus dalam 
bentuk segar (untuk mengurangi masalah ini sekarang telah dibuat dalam 
berbagai ekstrak) 
3.        
 Khasiat obat yang membutuhkan waktu relatif lama, maka tidak dianjurkan
 untuk gangguan kesehatan yang gawat darurat. Misal asma pada keadaan 
serangan, jantung saat serangan, perdarahan, patah tulang, infeksi yang 
membutuhkan penanganan cepat, dan lain-lain. 
4.         Membutuhkan motivasi tinggi karena jalan yang ditempuh kurang familier di kalangan masyarakat umum. 
5.         Bahan baku belum standar 
6.         Bersifat higroskopis serta volumines 
7.         Belum dilakukan uji klinik 
8.         Mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme 
Walaupun
 demikian, efek samping obat herbal tidak bisa disamakan dengan efek 
samping obat modern. Pada tanaman obat terdapat suatu mekanisme yang 
disebut penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut yang 
dikenal dengan istilah SEES (Side Effect Eliminating Subtanted).  
Sebagai contoh: 
§    
 Di dalam Kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam 
kunyit itu juga ada zat anti untuk menekan dampak negatif tersebut. 
§     Pada perasaan air tebu terdapat senyawa saccharant
 yang ternyata berfungsi sebagai anti diabetes. Maka untuk penderita 
diabetes (kencing manis) bisa mengonsumsi air perasan tebu, tetapi 
dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian dari tebu. 
Berbagai
 upaya telah dilakukan untuk menannggulangi kelemahan-kelemahan ini 
sampai ditemukannya bentuk obat herbal yang telah teruji khasiat dan 
keamanannya, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta memenuhi 
indikasi medis yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka . 
Dalam
 berbagai kasus pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran dari 
penyakit infeksi yang terjadi sebelum tahun 1970 ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif yang terjadi sesudah tahun 1970 sampai sekarang. 
Penyakit
 infeksi dalam pengobatannya memerlukan penanggulangan secara cepat 
dengan menggunakan antibiotic. Jika pengobatan menggunakan obat herbal 
yang efeknya lambat, tentunya kurang efektif. 
Penyakit metabolik regeneratif
   adalah penyakit baru yang ditimbulkan oleh gangguan metabolism tubuh 
akibat mengonsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta 
gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Termasuk penyakit 
metabolik antara lain: diabetes (kencing manis), hiperlipidermia 
(kolesterol tinggi), asam urat, batu ginjal dan hepatitis. Sedangkan 
yang termasuk penyakit degeneratif antara lain adalah: rematik (radang 
persendian), asma (sesak nafas), tukak lambung, ambeien/wasir dan pikun (Lost of memory) . 
Untuk
 menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakaian obat dalam waktu 
lama sehingga jika menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya efek 
samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu
 lebih sesuai bila menggunakan obat alam atau oat herbal, yang mempunyai
 kelebihan yaitu meskipun penggunaannya dalam waktu lama tetapi efek 
samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman. 
c.          Hal-hal yang perlu Diperhatikan Pada Obat Herbal  
Cara
 meramu obat herbal sangat sederhana, dan dapat dibuat sendiri. Cara 
tersebut ternyata dapat dipraktekkan dengan mudah, karena bahan yang 
digunakan mudah didapat serta proses pembuatannya yang sederhana. 
Meskipun
 begitu harus tetap diperhatikan “aturan main” dalam meramu obat herbal.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan saat akan membuat/meramu obat-obat 
herbal adalah: 
·                 Bahan Baku  
Dibutuhkan
 pengetahuan tentang pengenalan tanaman berkhasiat obat. Bahan baku yang
 digunakan adalah bagian tanaman atau seluruh tanaman yang masih segar 
dan dicuci dahulu sebelum digunakan. Pilih tanaman atau bagian tanaman 
yang tumbuh subur, dalam keadaan utuh tidak dimakan serangga atau ulat 
dan tidak busuk atau layu. Bahan segar yang dapat disimpan adalah 
kunyit, temu lawak, kencur, buah jeruk nipis, kencur, dll. Bila 
menggunakan bahan yang sudah kering, pilih yang belum bercendawan dan 
dimakan serangga. Sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu. 
·                 Air   
Gunakan
 air bersih untuk mencuci bahan yang akan digunakan dan untuk membuat 
ramuan. Pembuatan obat herbal yang tidak membutuhkan pendidihan atau 
dimasak harus menggunakan air masak. 
·                 Peralatan  
Peralatan
 yang ada di dapur seperti pisau, talenan, panci, parut, dan lain-lain 
dapat digunakan untuk memasak ramuan herbal. Peralatan harus dicuci 
bersih sebelum digunakan dan setelah digunakan, sehingga tidak tercampur
 dengan bahan masakan, khususnya yang berasal dari hewan. Untuk merebus,
 dapat digunakan panci yang dilapisi email atau menggunakan kuali/periuk
 dari tanah liat. Jangan menggunakan panci yang terbuat dari kuningan 
atau besi untuk menghindarkan timbulnya endapan, konsentrasi larutan 
yang rendah, timbulnya racun, atau efek samping lain akibat terjadinya 
reaksi kimia dengan bahan obat.  Khusus untuk merebus jamu yang memberikan rasa pahit, sebaiknya digunakan panci khusus. 
·                 Meramu  
Sebelum
 meramu, cuci tangan sampai bersih, siapkan ahan, dan letakkan pada 
wadah yang bersih. Pastikan bahwa telah diketahui resep ramuan yang akan
 dibuat (bila perlu melihat catatan). 
·                 Bobot dan Takaran  
Untuk
 mengukur bobot/takaran dapat digunakan peralatan yang ada di rumah 
tangga, misalnya gelas, cangkir, sendok, jari, helai, dan lain-lain. 
Bobot dan takaran sesuaikan dengan resep yang telah diketahui. 
·                 Cara Merebus Ramuan  
Untuk merebus bahan/ramuan segar maupun kering, perlu diperhatikan hal berikut: 
a.         Bahan yang terlalu tebal seperti rimpang, batang dipotong-potong tipis terlebih dahulu. 
b.        
 Masukkan bahan ke dalam wadah dan masukkan air sampai bahan terendam 
(sesuai takaran) dan nyalakan api. Api dapat kecil atau besar sesuai 
kebutuhan. Obat yang bersifat tonik biasanya direbus dengan api kecil 
sehingga bahan aktif dapat secara lengkap dikeluarkan ke dalam air 
rebusan. Obat yang bersifat mengeluarkan keringat, misalnya ramuan untuk
 influenza, gunakan api besar sehingga dapat mendidih dengan cepat. 
Dengan cara tersebut, penguapan dari bahan aktif yang mudah menguap 
dapat dicegah. 
c.          Bila tidak ada ketentuan lain maka perebusan dianggap selesai bila air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula. 
d.        
 Jika ramuan terdiri dari banyak bahan yang keras seperti batang, biji, 
maka perebusan dianggap selesai bila air tersisa sepertiganya. 
·                 Penggunaan  
Pastikan
 bahwa telah diketahui cara penggunaan ramuan. Obat herbal ada yang 
digunakan dengan cara diminum atau merupakan obat luar. Jika penggunaan 
obat herbal selama tiga sampai empat hari belum menunjukkan adanya 
tanda-tanda penyembuhan atau perbaikan keluhan, bahkan semakin memburuk,
 segera dibawa ke tempat pelayanan pengobatan terdekat tanpa menunggu 
atau mencoba-coba ramuan lainnya lagi. 
·                  Aturan minum dan jangka waktu pemakaian   
Ikuti
 petunjuk atau aturan minum yang sudah diketahui. Dosis perlu 
diperhatikan dan ditaati agar pengobatan mencapai hasil yang diharapkan.
 Obat biasanya diminum sebelum makan, kecuali bila ramuan tersebut 
merangsang lambung. Obat yang bersifat menenangkan dan menyebabkan 
kantuk sebaiknya diminum menjelang tidur malam. Obat herbal yang 
digunakan bersama-sama obat moder sebaiknya diberi jangka waktu minum, 
yaitu selisih sekitar 2 jam untuk kedua jenis obat ini.  
Sebaiknya,
 ramuan segera diminum dalam keadaan segar. Untuk ramuan yang tidak 
dididihkan atau direbus, gunakan segera dalam waktu 12 jam. Sedangkan 
ramuan yang direbus dapat digunakan dalam jangka waktu 24 jam.  
·                  Kebersihan obat   
Dalam
 meramu obat-obatan, sudah tentu harus diperhatikan segi kebersihannya. 
Tanaman obat yang akan digunakan sebaiknya dicuci dengan air matang. 
Baik bahan-bahan obat maupun perlengkapan yang akan digunakan, hendaknya
 dicuci bersih dan tidak berkarat. Begitu juga kain yang dipakai untuk 
memeras atau menyaringnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya 
kotoran cacing, bakteri, virus, atau kotoran tikus yang menempel dan 
dapat menyebabkan penyakit leptospirosis . 
·                 Dosis/takaran obat  
Obat
 herbal juga memiliki takaran tersendiri tiap ramuannya. Takaran untuk 
orang dewasa berbeda dengan takaran/dosis untuk anak. Misalnya, untuk 
membalur badan anak yang masih kecil, cukup gunakan satu suing bawang 
merah saja. Kalau anaknya sudah besar, sediakan dua suing bawang. Begitu
 pula dosis yang diminum, untuk membuat ramuan dosis anak, cukup 
kira-kira ½ atau 1 ruas jari untuk kunyit atau jahe. Semakin besar usia 
anak, tentu dosisnya semakin besar. 
Semua
 harus dikira-kira sendiri dengan ukuran alami, tak bisa seperti dosis 
dokter dengan milligram atau millimeter ekstrak obat. 
Memang,
 ramuan yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan juga punya dampak yang cukup 
berbahaya bila dosisnya berlebihan, seperti timbulnya rasa mual, muntah,
 pusing, diare, dan lain-lain. Begitu pun bila dosisnya 
terlalu sedikit, bisa tidak efektif dan lama sembuhnya. Jadi, bila tak 
yakin pada ukuran ramuannya, lebih aman tanyakan kepada ahlinya atau 
yang sudah berpengalaman. Bisa juga berpatokan pada buku-buku ramuan.  
Sekali lagi,   apa yang kami tulis disini hanyalah sebagian kecil dari ebook yang kami ketik sendiri berjudul:
Kami
      tidak dapat cantumkan semua karena posting di situs ini hanya    
dibatasi   sekitar 15.000 huruf saja. Dari itu kami anjurkan kepada     
 saudara-saudariku semua diseluruh pelosok negeri untuk memiliki file   
   aslinya DI SINI secara GRATIS, FREE, CUMA-CUMA.
Cukup
      1x klik maka file akan langsung di download, tanpa menunggu, tanpa
      memasukkan kode verifikasi, kecepatan maksimum (tergantung 
kecepatan      internet/modem anda), dan lain sebagainya yang kami buat 
demi   kenyamanan    ummat.
Mohon
      bantu usaha dakwah kami dengan klik share dibawah ini, mungkin   
sekali    facebook (network milik yahudi) memblokirnya, namun hal ini   
dapat    diatasi dengan menekan tombol x atau menghilangkan prewiewnya. 
  Cara lain    pun bisa dilakukan dengan menghapus tulisan http:// -nya 
  sebelum    dipaste kan ke status.
Semoga
      ini semua menjadi amal ilmu dengan pahala tak putus bagi kita 
semua     dan  bagi saudara saudari yang mengikutinya setelah kita 
tiada...   aamiin
No comments:
Post a Comment